Rabu, 24 April 2013

coral



TERUMBU KARANG SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN
T
erumbu karang merupakan sumber kehidupan, terutama laut, mengapa demikian? Karena terumbu karang memiliki berbagai manfaat bagi organisme laut seperti ikan, plankton dan organism lainnya selain itu terumbu karang juga berfungsi sebagai penahan gelombang atau ombak air laut, menahan arus yang sangat kuat, mencegah abrasi pantai, mencegah kerusakan ekosistem mangrove, mencegah ekosistem lamun, serta tempat berlindung, tempat pengasuhan, dan tempat tumbuh kembang binatang laut lainnya salah satunya ikan.
Bagi nelayan juga memiliki manfaat, daerah atau bagian laut yang memiliki terumbu karang bisa dijadikan tempat penangkapan ikan yang pada umumnya kehidupan ikan banyak terdapat disekitar terumbu karang, namun penangkapan ikan ini haruslah mematuhi aturan yang ramah lingkungan dan menghindari pemakaian bom, pembuangan limbah dan pukat atau racun-racun yang bisa mengakibatkan kerusakan pada ekosistem terumbu karang.
Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup, Pengelolaan terumbu karang, sebagai sebuah lingkungan hidup atau ekosistem, diatur dalam Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997. “Ditetapkan bahwa setiap orang secara pasif wajib mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan; dan secara aktif wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup”. Tetapi apakah kita semua telah menjalankan semua aturan yang telah ditetapkan?. Bahkan sebagian pihak ada yang tidak peduli sama sekali dengan terumbu karang.
Menurut data 2011 yang dihimpun dari 1.076 stasiun pengamatan oleh Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan, hanya 5,58 persen terumbu karang dalam kondisi sangat baik dan 26,95 persen baik. Sisanya sebanyak 36,90 persen berkondisi cukup dan 30,76 persen kurang baik.
Di kota Padang perkembangan laju kerusakan terumbu karang sulit dianalisis dikarenakan tidak ada pemantauan atau pengukuran secara rutin dan diharuskan untuk menyelam kedasar laut. Oleh karenanya didapatkan perbedaan data yang sangat berbeda dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahun 2010 dan 2011. Sebagai perbandingan, kerusakan terumbu karang di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat hamparan seluas 1.278 hektar pada 2010 dengan 42,49 persen di antaranya rusak. Namun, pada 2011, luas hamparan terumbu karang menjadi 17.914 hektar dengan 80,33 persen dalam kondisi rusak.
Sementara itu, di Kota Padang, pada 2010 tercatat 13,27 persen terumbu karang rusak dari total luasan 83,65 hektar. Namun, pada 2011, luasan terumbu karang menjadi 11,7 hektar dengan 4,42 persen rusak. Dari data ini sangat jelas bahwa peninjauan tidaklah akurat dan tidak dilakukan semestinya, Seharusnya pemerintah ataupun lembaga yang terkait harus lebih peka terhadap ekosistem laut terutama terumbu karang dan melakukan peninjauan secara langsung serta rutin juga akurat agar nantinya bisa di anilisis sehingga bisa di lakukan rehabilitsi ataupun merestorasi fisik atau fisiologis ekosistem terumbu karang yang terdegradasi.
Sbenarnya tidak mesti mengharapkan turun tangan dari pemerintah ataupun lembaga yang bersangkutan, jika hanya menunggu tindakan oleh pemerintah ataupun lembaga yang bersangkutan kapan lagi , dan sesungguhnya menunggu itu bukanlah solusi, yang dipuhkan adalah “Tindakan”. Sebagai mahasiswa kita bisa melakukan usaha kecil berupa menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan penebangan pohon sembarangan dan melakukan upaya penyuluhan kepada masyarakat dan ajakan melalui social media seperti facebook dan lainnya karena informasi lebih mudah diserap dan diterima serta pengikut social media ini juga banyak, usaha lain seperti penyuluhan ke sekolah-sekolahan ataupun berkampanye dan melakukan berbagai seminar terumbu karang seperti dengan tema salah satunya "Gerakan Merehabilitasi Semiliyar Karang" dengan harapan walaupun usaha kecil tapi bisa bermanfaat besar dari pada tidak ada usaha sama sekalai. Sangat penting untuk menanamkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kelestarian laut khususnya ekosistim terumbu karang demi masa depan bangsa.
Apa jadinya jika terumbu karang kita rusak, jika terumbu karang rusak sama saja dengan merusak kehidupan organisme lainnya karena terumbu karang adalah sumber kehidupan bagi organisme lainnya dan manfaat yang banyak untuk kehidupan manusia.